Mukomuko-Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko mengatakan kasus stunting atau kekerdilan di daerah ini tahun 2022 sebesar 5,7 persen dari sebanyak 10.772 anak yang melakukan kunjungan ke posyandu di daerah ini.
Kepala Binkesmas Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko Asma Dewi mengatakan kasus stunting sebanyak 5,7 persen tahun 2022 tersebut berdasarkan data Elektronik-pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (e-PPGRM).
Namun berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) kasus stunting di daerah ini tahun 2022 sebanyak 22,3 persen dari total sample sekitar 3.000.
“Kita ada dua data kalau yang untuk stunting. Kalau kebijakan pemerintah menggunakan data SSGI dan kita pakai satu lagi data e-PPGRM,” ujarnya.
Ia mengatakan, data e-PPGRM itu data real-time berapa anak yang ke posyandu, sedangkam data SSGI berdasarkan survey dan ada blok yang di survey.
Ia mengatakan, jika pemerintah setempat menggunakan dana SSGI, maka pemerintah setempat harus menekan kasus stunting dari 22,3 persen dari 14 persen.
Kalau berdasarkan target nasional yang ditetapkan oleh presiden, katanya, pemerintah daerah harus menurun angka stunting di bawah 14 persen pada 2024.
Akan tetapi, katanya, kalau pemerintah daerah setempat menggunakan dana e-PPGRM, maka angka stunting di daerah ini berada di bawah harapan pemerintah pusat.
Untuk itu, katanya, pemerintah daerah tahun 2023 ini mendorong para ibu harus melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur, pergi ke posyandu teratur, olahraga teratur, gizi seimbang. (adm)
