Mukomuko – 6/5/2025, Dinas Pertanian Distan Kabupaten Mukomuko, menginformasikan wabah penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) terhadap ternak sapi dan kerbau di daerah Kabupaten Mukomuko.
Adapun, di daerah Kabupaten Mukomuko, hingga awal Mei tahun 2025, tercatat sebanyak 48 ekor ternak milik warga yang terjangkit penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE).
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Diana Nurwahyuni, menyampaikan bahwa dari jumlah tersebut, 40 kasus ditemukan di Desa Prenyah, Kecamatan Teramang Jaya, dan 8 kasus lainnya berada di Desa Retak Hilir, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko.
“Mayoritas ternak yang mati adalah kerbau, dan sebagian besar ditemukan di area perkebunan kelapa sawit di daerah Kabupaten Mukomuko,” ujarnya.
Septicaemia Epizootica merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida, menyerang saluran pernapasan dan dapat menyebabkan kematian mendadak pada hewan ternak. Penyakit ini sangat menular dan penyebarannya bisa terjadi melalui udara.
“Diimbau untuk para peternak agar tidak melakukan tindakan pencegahan mandiri seperti mengandangkan ternak, melakukan disinfeksi pada kandang dan peralatan makan, serta menghentikan sementara aktivitas jual beli ternak,” jelas Diana.
Sebagai langkah penanganan penyakit ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) terhadap sapi dan kerbau, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko telah menerjunkan sebanyak 6 tenaga dokter hewan ke lapangan.
Lebih lanjut, Diana, menambahkan bahwa dalam waktu sekarang pihaknya tengah memfokuskan upaya vaksinasi dan pemantauan rutin terhadap hewan ternak di berbagai wilayah yang terdampak di daerah Kabupaten Mukomuko untuk menekan angka kematian.
“Penyebaran virus ini sangat cepat, terutama jika ternak dilepasliarkan. Untuk itu kami berharap agar seluruh peternak mengandangkan ternaknya untuk mencegah penularan lebih luas,” pungkasnya.
RIZON SAPUTRA
