Jakarta – 14/1/2025, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), pengelola Blok Rokan di Riau, berhasil mempertahankan kinerja positif pada tahun 2024 dengan menyumbangkan 27% dari total produksi minyak nasional.
Hal ini tentu semakin menegaskan posisi PHR sebagai penghasil minyak terbesar diRepublik Indonesia (RI).
Pada tahun 2024, PHR tercatat memproduksi minyak sebanyak 202.24 ribu barel per hari (bph), yang setara dengan 36% dari total produksi PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Subholding Upstream Pertamina.
Sementara itu, produksi gas PHR mencapai 826,16 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), berkontribusi sebesar 29% dari total produksi PHE.
Pencapaian ini juga diikuti dengan upaya berkelanjutan dari PHR untuk melakukan perbaikan, termasuk dalam hal restrukturisasi organisasi.
Dikutip dari media CNBC Indonesia, dalam hal ini Vice President (VP) Human Capital PHR Regional 1 Sumatera, Sanon R.A. Sitanggang, mengungkapkan bahwa setelah berhasil melewati proses alih kelola besar di sektor hulu migas Indonesia, PHR Regional 1 Sumatera kini menyelesaikan restrukturisasi organisasi pada awal 2025.
“Restrukturisasi ini mengintegrasikan organisasi Zona 1, Zona Rokan, dan Zona 4 ke dalam satu kesatuan di dalam struktur Regional 1 yang berlaku sejak Januari 2025,” ungkapnya.
Meskipun proses restrukturisasi berlangsung, operasional di seluruh wilayah kerja tetap berjalan lancar. Bahkan, integrasi ini membuka peluang bagi PHR untuk konsolidasi internal guna meningkatkan efisiensi.
Penguatan kompetensi sumber daya manusia dinilai sangat penting dalam menghadapi tantangan industri migas ke depan.
“Restrukturisasi organisasi ini adalah momentum untuk meningkatkan performa dan menjaga pasokan energi bagi seluruh Indonesia,” jelas Sanon.
Lebih lanjut Sanon, juga menambahkan bahwa proses integrasi sudah dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), SHU, dan Pertamina (Persero).
Langkah ini akan memperkuat PHR sebagai perusahaan yang lebih produktif dan efisien, serta terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan berkelanjutan seiring dengan dinamika industri migas yang berkembang.
“Diharapkan Restrukturisasi ini mampu meningkatkan efektivitas pengelolaan aset hulu migas di Sumatera, baik di wilayah utara maupun selatan,” pungkasnya. (rz)
