Sepanjang 2024, 290 Warga Mukomuko Dinyatakan Positif TBC

Mukomuko – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko mencatat sepanjang tahun 2024, sebanyak 290 warga dinyatakan positif mengidap Tuberkulosis (TBC). Penyakit ini tergolong mematikan dan sangat mudah menular melalui udara, seperti saat penderita batuk, bersin, atau mengeluarkan dahak.

“Penyakit ini gampang menular. Ketika penderita batuk atau bersin, bakteri Mycobacterium tuberculosis keluar dan dapat menginfeksi orang di sekitarnya. Saat ini, sudah ada 290 orang yang positif mengidap TBC,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM, pada Selasa (13/12/2024).

Ciri-Ciri Gejala TBC

Bustam menjelaskan, ciri-ciri umum penderita TBC meliputi:

1. Batuk kronis dengan dahak abu-abu, kuning, atau bercampur darah.

2. Penurunan berat badan tanpa sebab jelas.

3. Kelelahan berlebihan.

4. Demam dan berkeringat di malam hari.

5. Panas dingin dan hilangnya nafsu makan.

6. Urine berubah warna menjadi kemerahan atau keruh.

“Kalau ada ciri-ciri ini, saya sarankan segera memeriksakan diri ke puskesmas atau rumah sakit. Penyakit ini tidak bisa dianggap remeh karena sangat berbahaya,” tambahnya.

Upaya Penanganan dan Deteksi Dini

Meskipun jumlah penderita positif TBC mencapai 290 orang, seluruh pasien dinyatakan sembuh setelah menjalani pengobatan intensif. Petugas kesehatan di puskesmas telah menyediakan obat-obatan yang diperlukan untuk pengobatan TBC.

Selain itu, sebanyak 1.640 orang terduga TBC juga tercatat dalam data Dinkes Mukomuko. Terduga ini adalah mereka yang mengalami batuk selama lebih dari dua minggu, apalagi jika tidak sembuh setelah pengobatan awal.

“Setiap pasien yang terduga TBC akan diperiksa dahaknya menggunakan mesin Tes Cepat Molekuler (TCM). Jika hasilnya negatif, pemeriksaan tambahan seperti rontgen akan dilakukan untuk memastikan kondisi pasien,” jelas Bustam.

Puskesmas bersama Dinas Kesehatan juga aktif melakukan deteksi dini dengan mendatangi minimal delapan rumah di sekitar lokasi penderita. Jika ditemukan anak-anak di rumah penderita, mereka akan diberikan Terapi Pencegahan TBC (TPT), meskipun tidak menunjukkan gejala penyakit.

“Langkah ini penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, terutama kepada anak-anak yang lebih rentan,” tutupnya.

Dinkes Mukomuko terus menggalakkan edukasi kepada masyarakat mengenai gejala, cara penularan, dan pencegahan TBC agar angka kasus ini dapat terus ditekan di masa mendatang.(Wr1/adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *