Mukomuko – Penggunaan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk 17 puskesmas di Kabupaten Mukomuko pada triwulan keempat tahun 2024 mencapai 30,86 persen, atau sekitar Rp4,1 miliar dari total alokasi anggaran sebesar Rp13,3 miliar.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM, mengungkapkan bahwa rendahnya serapan dana BOK di triwulan keempat ini disebabkan oleh keterlambatan pelaksanaan program yang baru dimulai pada Mei 2024.

Selasa (3/12/2024).
Meski demikian, kegiatan pelayanan kesehatan di 17 puskesmas tetap berjalan lancar sesuai target. Dana BOK digunakan untuk berbagai program kesehatan, seperti pemberian makanan tambahan (PMT) berbahan pangan lokal untuk balita, upaya penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi (AKB), serta percepatan perbaikan gizi masyarakat.

Selain itu, program ini mencakup deteksi dini, langkah preventif, respons terhadap berbagai penyakit, pemberian insentif untuk tenaga kesehatan UKM, serta penguatan kolaborasi puskesmas dengan klinik pratama dan Tim Pelaksana Musyawarah Desa (TPMD).
Rincian Penggunaan Dana BOK
Bustam memaparkan, dari total Rp4,1 miliar dana yang terserap, alokasi terbesar digunakan untuk:
Program penurunan AKI dan AKB: Rp1,4 miliar.
Deteksi dini dan pencegahan penyakit: Rp1,3 miliar.
Pemberian makanan tambahan (PMT): Rp254 juta.
Insentif tenaga UKM: Rp415 juta.
Manajemen puskesmas: Rp283 juta.

“Dana BOK untuk 17 puskesmas pada tahun 2024 sebesar Rp13,3 miliar, turun dibandingkan alokasi tahun 2023 sebesar Rp13,5 miliar,” tambahnya.
Bustam optimistis realisasi anggaran akan meningkat pada akhir tahun ini, seiring dengan intensifikasi program pelayanan kesehatan. Ia juga menekankan pentingnya efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana BOK agar manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. (Wr1/adv)
